Powered by Blogger.

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA AL-KHULAFA’AL-RASYIDIN

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ISLAM
PADA MASA AL-KHULAFA’AL-RASYIDIN


I. PENDAHULUAN
Nabi Muhammad selain sebagai pemimpin beliau juga sebagai seorang negarawan, pemimpin politik dan administrasi yang cakap. Setelah nabi wafat, beliau tidak meninggalkan pesan tentang siapa yang akan menggantikannya sebagai pemimpin politik umat Islam. Beliau menyerahkan semuanya itu kepada kaum muslimin sendiri. Setelah melakukan pertemuan antara tokoh Muhajirin dan Anshor untuk memusyawarahkan siapa yang akan dipilih menjadi pemimpin, akhirnya Abu Bakar lah yang terpilih. Selain itu Abu Bakar mendapat penghargaan yang tinggi dari umat Islam atas semangat keagamaannya.
Tokoh-tokoh yang termasuk dalam khulafah al-Rasyidin adalah:
1. Abu Bakar ash Shiddiq
2. Umar Ibn Khattab
3. Utsman Ibn Affan
4. Ali Ibn Abu Thalib
Mulai dari masa Abu Bakar sampai kepada Ali dinamakan periode Khilafah Rasyidah. Para Khalifah nya disebut Al-Khulafa’ al-Rasyidin (Khalifah-Khalifah yang mendapat petunjuk)
II. PERMASALAHAN
1. Pengertian Khalifah dan Khulafa' al-Rasyidin
2. Biografi singkat tentang Khulafa' al-Rasyidin
3. Sistem pengangkatan sebagai Khalifah
4. Kebijakan dalam perkembangan Islam
III. PEMBAHASAN
1. Pengertian Khalifah Dan Khulafa' al-Rasyidin Serta Orang Yang Ada Di Dalamnya.
Khalifah adalah pemimpin yang diangkat sesudah nabi wafat untuk menggantikan beliau melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan. Sedangkan definisi dari al-Khulafa' al-Rasyidin adalah Khalifah-Khalifah yang mendapat petunjuk.
Gelar al-Khulafa' al-Rasyidin hanyalah untuk empat sahabat yang menjabat menjadi Khalifah secara berturut-turut, yaitu: Abu Bakar Shiddiq, Umar Ibn Khattab, Utsman Ibn Affan, Ali Ibn Abi Thalib, mereka diberi gelar al-Khulafa' al-Rasyidin karena mereka benar-benar menurut teladan nabi.
2. Biografi singkat tentang Khulafa' al-Rasyidin
A. Abu Bakar Shiddiq
Abu Bakar merupakan Khalifah pertama dan orang paling terpercaya dan pembantu nabi yang paling setia, dilahirkan di Makkah dua setengah tahun setelah tahun gajah, atau lima puluh setengah tahun sebelum dimulai hijrah. Dimasa pra Islam dikenal sebagai Abul Ka’ab dan waktu masuk Islam nabi memberinya nama Abdullah dengan gelar al-Shiddiq (orang terpercaya). Ia termasuk suku Quraisy dari bani Ta’im. Dialah pemimpin yang sangat dihormati sebelum dan sesudah memeluk Islam. Sering Abu Bakar mengunjungi nabi dan ketika turun wahyu, ia sedang berada di Yaman. Setelah kembali kelompok Makkah ia mendengar para pemimpin Quraisy seperti Abu Jahal, Ataba dan Shaba mengejek pengangkatan Muhammad menjadi Rasul Allah, Abu Bakar menjadi sangat marah, lalu bergegas kelompok rumah nabi dan langsung memeluk agama Islam. Menurut Suyuti, nabi berkata “Apabila saya menawarkan agama Islam kepada seseorang, biasanya orang itu menunjukkan keraguan sebelum memeluk agama Islam. Tetapi abu bakar adalah suatu pengecualian, dia memeluk agama Islam tanpa ada keraguan pada dirinya. Ia merupakan pemeluk aflame Islam pertama diantara orang dewasa.
Abu bakar meninggal dalam tahun 634 Masehi di Madinah dan sebelum meninggal maka umar bin khatib telah ditunjuk sebagai gantinya.
B. Umar Ibn Khattab
Umar lahir di Mekah, tahun 40 sebelum hijrah, nenek moyangnya memegang jabatan duta besar dan leluhurnya adalah pedagang. Ia salah satu dari tujuh belas orang Mekah yang terpelajar ketika kenabian dianugrahkan kepada nabi Muhammad saw. Umar masuk Islam pada umur 27 tahun. Dahulu ia adalah salah satu musuh Islam yang sangat kuat. Sehingga pada suatu hari, demikian diceritakan, ia hendak pergi membunuh nabi, ditengah perjalanan untuk melaksanakan niatnya itu bertemu Na’im bin Abdullah yang menanyakan tujuan kepargiannya tersebut. Umar lalu menceritakan tentang keputusannya agar ia lebih baik memperbaiki urusan rumah tangannya sendiri lebih dahulu. Seketika itu umar kembali ke rumah dan mendapatkan ipar lelakinya sedang asik membaca kitab suci al-Qur’an, umar tentu saja sangat marah dan memukul sang ipar dengan ganas, pukulan yang tidak membuat maupun adiknya meninggalkan Islam, pendirian adiknya yang teguh itu justru menenteramkan hatinya dan malahan ia meminta nya membaca kembali baris-baris al-Qur’an. Permintaan tersebut dipenuhi kandungan arti dan alunan ayat-ayat kitabullah ternyata membuat umar begitu terpesonanya, sehingga ia bergegas ke rumah nabi dan langsung memeluk agama Islam.
Umar meninggal dibunuh oleh Abu Lu’luah ketika akan melaksanakan shalat subuh pada tahun 544, jenasah beliau dikuburkan di samping kuburan nabi.
C. Utsman Ibn Affan
Ustman dikenal sebagai Abu Abd Usmah, dilahirkan di Mekkah, Zunnuraian adalah julukan kehormatannya yang diberikan karena ia mengawini dua anak perempuan nabi berturut-turut, ia termasuk keluarga besar Umayah dari suku quraisy.
Setelah melalui pendidikan dasarnya, Ustman menjalankan usaha nenek moyang nya yang menjadi pedagang Arab terkemuka. Di seluruh Hijaz ia terkenal dengan kejujuran dan integritasnya serat kesolehan dan kerendahan hatinya. Ia sahabat dekat Abu bakar, khalifah Islam pertama, Abu Bakar lah yang pertama kali membawa berita tentang Islam kepadanya. Bersama dengan Talkhah bin Ubaidilah, ia masuk Islam langsung melalui Nabi, ia sempat disiksa dengan kejam oleh pamannya sendiri, hakim, karena pilihan nya kepada agama baru itu, namun Ustman tetap menolak melepaskan kembali agama Islam.
Semasa hidup nabi, kecuali dalam perang badar, Ustman senantiasa berperan serta dalam setiap peperangan mempertahankan agama Islam yang baru berkembang. Pada perang badar, Nabi meminta Ustman menjaga istrinya Rukoyah, yang sedang dalam sakaratul maut.
Ustman meninggal pada waktu subuh hari jumat bulan zulhijah tahun 35 H, atau bertepatan dengan tahun 656 M, ketika sedang membawa al-Qur’an ia dibunuh oleh Homran bin Sudah.
D. Ali Ibn Abu Thalib
Ali yang kuniyatnya Abul Hasan, dilahirkan pada tahun gajah ke-13, ia keponakan Nabi dan dari suku bani Hasyim, yang dipercayai menjadi penjaga tempat suci ka’bah, jabatan mulia sangat dihormati di seluruh arab. Abi thalib, yang berkeluarga besar, mempercayakan ali dibesarkan dan dididik oleh nabi, yang sudah dimulai sejak kanak-kanak.
Nabi memilih Ali, pemuda yang berbakat, untuk menjadi teman hidup putri kesayangan beliau yang cantik, Fatimah Az Zahra, upacara pernikahan dilaksanakan sangat sederhana, ali pertama kali menunjukkan keberaniannya dalam perang badar, ketika mengalahkan Walid dan Saiba, prajurit arab yang terkenal dalam pertempuran satu lawan satu, ketika membawa panji-panji Islam terbunuh dalam pertempuran di Ohat, ia dengan berani mengambil panji-panji itu lalu membunuh pembawa panji-panji musuh.
Karena kepahlwanannya yang luar biasa itu orang menjuluki “Ya Rata Illa Ali”(tak ada pemuda seperti ali)”. Rasa belas kasihan kepada musuh adalah bagian dari watak kesatria. Beberapa kali ali mengampuni orang-orang yang kalah perang.
Ali meninggal pada tahun 40 H/661 ketika hendak pergi memimpin shalat subuh di masjid Khuffah, Ali dibunuh oleh oknum Khawarij yang bernama Ibn Muljam.
3. Sistem pengangkatan sebagai Khalifah
a) Abu Bakar
Setelah Nabi Wafat terjadilah perdebatan sengit antar kaum muslimin yaitu kaum Muhajirin dan Anshar, keduanya saling mengklaim bahwa kelompoknya yang paling berhak menjadi pemimpin umat Islam. Semua itu disebabkan karena sebelum nabi wafat, beliau tidak meninggalkan wasiat siapakah yang akan menggantikan beliau, nampaknya beliau menyerahkan urusan ini kepada umat. Namun dengan semangat ukhuwah Islamiyah yang tinggi abu bakar terpilih sebagai khalifah.
b) Umar bin Khatab
Umar diangkat menjadi khalifah atas pilihan pemuka-pemuka sahabat, pengangkatan ketika berlangsung umar sedang sakit sedangkan barisan depan pasukan Islam mengancam Palestina, Iraq Dan Kerajan Hirah. Hal ini ditujukan untuk mengantisipasi terpecahnya orang-orang musim. Ternyata kebijakan abu bakar diterima masyarakat yang segera membaiat Umar.
c) Ustman bin Affan
Saat akan meninggal umar mengajukan enam calon khalifah yang salah satunya diantaranya akan dipilih menggantikan dirinya, empat calon mengundurkan diri, sehingga tinggalah Ustman dan Ali sebagai kontestan jedua orang itu menerima keputusan abdur rahman ibn auf, yang pada hari ketiga merekam suaranya untuk Ustman menjadi khalifah Islam ke tiga. Terpilihnya Ustman diikuti dukungan dan sumpah penduduk Madinah kepadanya.
d) Ali bin abi Thalib
Kepemimpinan ali adalah pemilihan masyarakat muslim, karena setelah Ustman wafat masyarakat beramai-ramai membaiat ali sebagai khalifah
4. Kebijakan dalam perkembangan Islam
a) Abu bakar ash Shiddiq (632-634 M)
• Perbaikan sosial, yakni menciptakan stabilitas wilayah Islam
• Pengumpulan ayat-ayat suci al-Qur’an
• Perluasan dan penyebaran Islam ke Iraq, Persi Dan Syiria
Setelah memerintah Islam selama dua tahun tiga bulan satu hari, abu bakar wafat dalam usia 63 tahun pada hari senin tanggal 23 jumadilakhir tahun ke-13 H/634 M dan dimakamkan di dekat makam Rasulullah Saw.
b) Umar bin Khatab (634-644 M)
• Dalam masa sepuluh tahun pemerintahannya, beliau dapat mengembangkan perluasan Islam sampai ke Syiria, Palestinma, Iraq, Persia, Dan Mesir.
• Membagi daerah kekuasaan Islam menjadi beberapa wilayah dan dibawah kekuasaan seorang gubernur, seperti kuffah dengan gubernur Attab bin Kazwan
• Membentuk dewan-dewan, seperti baitul mal (bendaharawan negara) yang mengatur masuk keluarnya uang dan dewan angkatan perang yang bertugas menulis nama-nama tentara dan mengatur gaji mereka.
• Menetapkan tahun hijriyah sebagai tahun Islam.
• Membangun masjid-masjid, seperti masjidil haram dan masjid nabawi
• Penghapusan perbudakan, pembangunan kota, sekolah dan fasilitas umum.
• Menjadikan shalat tarawih di bulan ramadhan dikerjakan secara berjamaah
Umar bin khatib meninggal dalam usia 63 tahun, yakni tahun 644 M setelah memerintah 10 tahun 6 bulan.
c) Ustman bin Affan (644-656 M)
• Membangun dan memperindah masjid Nabawi di madinah
• Membentuk angkatan laut
• Menyebarkan Islam sampai Khurasan, Armenia, Afrika, Rai, Azarbejan, Amuriyah dan Cyprus.
• Pengumpulan dan penulisan al-Qur’an
Ustman wafat dalam usia 82 tahun, setelah memerintah selama 12 tahun.
d) Ali bin Abi Thalib (656-661 M)
• Pemecatan gubernur yang diangkat Ustman yang dianggap nepotisme
• Menarik kembali tanah yang diberikan Ustman kepada penduduk
IV. KESIMPULAN
Alkhurafa’ur rasyidin adalah pemimpin yang mendapat petunjuk sesudah nabi wafat untuk menggantikan beliau melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan. Nama khulafaur rasyidin ini hanya untuk empat sahabat yang menjadi khalifah secara berturut-turut setelah nabi. Mereka adalah orang-orang yang sangat setia kepada nabi. Pada masa ini, mereka betul-betul menurut teladan nabi, mereka dipilih melalui proses musyawarah, yang dalam istilah sekarang disebut demokratis. Pemerintahan itu sangat berjasa dengan perkembangan Islam,. Karena pada masa ini banyak mengadakan ekspansi-ekspansi ke daerah yang non muslim
V. PENUTUP
Demikianlah makkah ini saya buat, apabila ada kata atau penyampaian dari saya kurang pas saya mohon kritik dan sarannya, karena itu bisa menjadi koreksi bagi saya dan semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk kita semua. Amin .

DAFTAR PUSTAKA

Badri Yatrim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003
Depag RI, Ensiklopedi Islam, Jilid 3, (Jakarta: Anda Utama,1993)
Gufron A. Mas’udi, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999)
Hussein Bahreisj, 450 Masalah Agama Islam, (Surabaya: al-Ihlas, 1980)
Mohammad Husein, Pemerintahan Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1990)
Tamil Ahmad, Sejarah Muslim Terkemuka, (Jakarta: Tamrint, 1987).
Zainuiddin, Mohammad Jamhari, al Islam 2, (Bandung: Pustaka Setia, 1999)
0 Komentar untuk "SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA AL-KHULAFA’AL-RASYIDIN"

Back To Top